Senin, 09 Januari 2012

Penanganan Banjir Majene Butuh Anggaran Rp 8 Miliar



Majene, Sulbar (ANTARA News) - Penanganan banjir yang kerap melanda wilayah kota serta sejumlah kecamatan di Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, ditaksir Rp8 miliar, melalui pembenahan distribusi air dari wilayah pegunungan dan drainase dalam kota.

Kepala Dinas Perumahan Pemukiman dan Kebersihan (Disperkimber) Majene, Effendy Gasong di Majene, Kamis, mengatakan, penanganan banjir di Majene membutuhkan biaya yang cukup besar sebab potensi banjir di kabupaten itu tidak hanya terjadi di kawasan kota, namun terjadi di beberapa kecamatan.

Selain itu, penyebab banjir dalam kota bukan semata-mata akibat buruknya sistem drainase. Pengelolaan sistem pembuangan air dari beberapa wilayah yang mengarah ke kawasan kota perlu diantisipasi. Pemkab Majene telah mengalokasikan anggaran untuk pembenahan sistem drainase dalam kota namun masih perlu mendapat perhatian pemerintah pusat maupun provinsi.

"Kawasan kota Majene memiliki ketinggian yang sejajar, bahkan lebih rendah dari permukaan laut, sehingga saat volume air meningkat akibat hujan, pasti akan menggenangi sebagian besar kawasan kota. Tentunya masalah banjir bukan semata-mata masalah buruknya drainase dalam kota," ujar Effendy.

Selain mengantisipasi masalah banjir melalui pembenahan sistem drainase, dibutuhkan juga pembenahan beberapa sumber dan pemicu banjir, di antaranya normalisasi sungai dan pembuatan sumur-sumur resapan dalam kota. Hal tersebut yang dianggap menghabiskan anggaran cukup besar.

Kesadaran warga juga menjadi perhatian Disperkimber. menurut Effendi, jika kesadaran warga untuk membantu pemerintah dalam masalah persampahan dengan tidak membuang sampah pada saluran drainase yang bisa menyumbat saluran air, utamanya saat hujan, masalah banjir dalam kota bisa sedikit teratasi.

"Saat ini kami juga telah melakukan pembenahan 60 persen sistem drainase dalam kota dan mengupayakan agar 40 persen sisanya yang belum tersentuh akan segera diselesaikan dengan target hingga dua bulan ke depan," ucapnya.

Dia sendiri tidak menjamin seratus persen, dengan adanya pembenahan seluruh drainase dalam kota tidak lagi menimbulkan banjir sebab sesuai letak geografis dan kondisi kota Mejene masih memiliki potensi lain penyebab banjir seperti ketinggian daratan dari rata-rata air laut serta pasokan air dari pegunungan yang mengarah ke kawasan kota.

Melalui pembenahan saluran drainase dan normalisasi sejumlah sungai, Effendi yakin Majene akan terhindar dari banjir yang dampaknya sangat merugikan warga sebab bukan hanya menimbulkan banjir, namun beberapa akses jalan kabupaten maupun kecamatan nyaris terputus akibat erosi sungai.(T.KR-AAT/F003)


Sumber : antara news
Share on :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
© Copyright Berita Majene 2011 - Some rights reserved | Powered by Blogger.com.
Template Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates and Theme4all